surat al alaq 1 5 berkaitan dengan sifat
Paragrafdi atas merupakan Surat Al-A'la Ayat 1 dengan text arab, latin dan artinya. Terdapat variasi penjelasan dari beragam mufassirun mengenai isi surat Al-A'la ayat 1, di antaranya sebagaimana termaktub: 1-5. Sucikanlah nama tuhanmu yang maha tinggi dari sekutu dan kekurangan dengan penyucian yang layak dengan keagungan NYA, Yang
Suratal-alaq ayat 1-5 berkaitan dengan sifat - 38692243 adinda260608 adinda260608 22.02.2021 Sejarah Sekolah Menengah Pertama terjawab Salah satu usaha Sunan kudus adalah menghormati pemeluk agama lain dengan cara melarang penyembelihan sapi pada saat itu, agar tidak menimbulkan keter
Asbabunnuzul Surat al-Alaq ayat 1 sampai 5 berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan perintah gemar membaca. Surat al-Alaq termasuk salah satu surat Makkiyah. Surat al-Alaq terdiri dari 19 belas ayat dan merupakan surat yang 96. DutaIslam.Com - Dalam Surat al-Alaq ayat satu sampai lima, Allah SWT menjelaskan bahwa Islam sebagai agama yang sempurna
BacaJuga: Surat Ar-Ra'd Ayat 11: Teks Arab, Latin, Terjemah, Arti Perkata dan Tafsir Tafsir Surat Al-Adiyat Ayat 1-11 Tafsir Kemenag RI [1-6] Demi kuda perang yang berlari kencang dan bernafas terengah-engah ke arah musuh dengan penuh keberanian dan semangat guna membawa tuannya berperang di jalan Allah. Dan demi kuda yang memercikkan bunga api karena hentakan kuku kakinya beradu dengan
Isikandungan surah al alaq 3-5 B. Arab, 16.06.2020 00:12, oggyoggysahron5453. Isi kandungan surah al alaq 3-5. Jawaban: 1 Buka kunci jawaban. Jawaban. 1. Hendaknya memuji Allah dengan sifat-sifatNya, salah satunya Allah Maha Pemurah. 2. Pentingnya menuntut ilmu. 3. Menunjukkan betapa luasnya ilmu Allah, banyak yang tidak
Künstliche Befruchtung Als Single In Deutschland. Ilustrasi Al Quran Foto pexelsSurat Al Alaq merupakan surat ke-96 dalam Alquran. Surat Al Alaq ini turun di kota Mekah sehingga masuk dalam golongan surat Al Alaq terdiri dari 19 ayat. Nama surat Al Alaq artinya segumpal darah yang diambil dari kata Alaq. Surat ini menerangkan bahwa manusia tercipta dari segumpal darah. Oleh karena itu, melalui surat ini Allah SWT memerintahkan umat Islam untuk mencari tahu siapa Tuhan yang menciptakannya dan memuliakannya dengan segala kemampuan. Sayangnya, banyak manusia yang tidak ingat darimana dia berasal dan kurang beryukur atas sejarah yang terkenal mengenai ayat 1-5 surat Al Alaq adalah ayat-ayat yang pertama kali diturunkan. Lima ayat pertama surat Al Alaq ini diturunkan ketika Nabi Muhammad SAW bertafakur di Gua Hira. Berikut lafal surat Al Alaq ayat 1-5 Arab dan latin lengkap dengan artinyaاِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَۚ - ١Iqra` bismi rabbikallażī khalaqBacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan,خَلَقَ الْاِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍۚ - ٢Khalaqal-insāna min 'alaqDia telah menciptakan manusia dari segumpal وَرَبُّكَ الْاَكْرَمُۙ - ٣Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia,الَّذِيْ عَلَّمَ بِالْقَلَمِۙ - ٤Yang mengajar manusia dengan الْاِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْۗ - ٥'Allamal-insāna mā lam ya'lamDia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.
Ilustrasi Surat Al Alaq dalam Alquran. Foto UnsplashSurat Al Alaq adalah surat pendek ke-96 dalam Alquran yang terdiri dari 19 ayat. Surat ini tergolong ke dalam kelompok surat Makkiyah atau ayat-ayat Alquran yang turun sebelum Nabi Muhammad SAW hijrah ke 1 sampai 5 dalam surat Al Alaq merupakan ayat Alquran yang pertama kali turun. Ayat 1 sampai 5 surat Al Alaq diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW pada tanggal 17 Ramadan di Gua Hira lewat perantara Malaikat Alaq memiliki arti segumpal darah. Melalui surat Al Alaq, Allah SWT memerintahkan umat Islam untuk mencari tahu siapa penciptanya dan memuliakan-Nya dengan segala kemampuan. Tak hanya itu, manusia diwajibkan untuk senantiasa selalu bersyukur atas nikmat yang telah diberikan Allah SWT. Berikut penjelasan lebih lengkap mengenai kandungan surat Al Alaq ayat 1-5. Bacaan Surat Al Alaq ayat 1-5Ilustrasi Membaca Surat Al Alaq. Foto UnsplashBerikut bacaan surat Al Alaq lengkap disertai dengan arab, latin, dan بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَۚ - ١"Iqra` bismi rabbikallażī khalaq".Artinya Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang الْاِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍۚ - ٢ "Khalaqal-insāna min 'alaq".Artinya Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. اِقْرَأْ وَرَبُّكَ الْاَكْرَمُۙ - ٣ "Iqra` wa rabbukal-akram".Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia, الَّذِيْ عَلَّمَ بِالْقَلَمِۙ - ٤ "Allażī 'allama bil-qalam".Yang mengajar manusia dengan pena. عَلَّمَ الْاِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْۗ - ٥ "Allamal-insāna mā lam ya'lam".Dia mengajarkan manusia apa yang tidak Surat Al Alaq ayat 1-5Ilustrasi Surat Al Alaq dalam Alquran. Foto UnsplashDari penafsiran para ahli, lima ayat di atas mengandung hikmah yang dapat dijadikan bekal kehidupan selama di dunia. Berikut penjelasannya. 1. Selalu Menyebut Nama AllahKandungan pertama adalah memerintahkan kepada manusia bahwa dalam setiap kegiatan sebaiknya selalu menyebut dan menyertakan Allah SWT. Dengan cara ini, keimanan seseorang akan meningkat karena segala aktivitas yang dilakukan murni karena Allah Membiasakan Diri untuk MembacaMembaca merupakan hal penting dalam kehidupan manusia. Dalam ayat di atas, tidak ada perintah secara khusus untuk harus membaca tulisan maupun buku. Membaca yang dimaksud dalam skala yang lebih besar, yaitu membaca keadaan sosial dan lingkungan sekitar. Tujuannya agar dapat melatih diri untuk meningkatkan kepekaan, rasa empati, dan kepedulian terhadap sesama. 3. Selalu Berusaha dan Tidak Mudah MenyerahTidak semudah yang dibayangkan saat Malaikat Jibril menyampaikan wahyu kepada Nabi Muhammad. Ia terus berusaha menuntun Nabi Muhammad agar mampu mengikuti bacaan yang disampaikannya hingga Nabi Muhammad tidak bisa membaca dan menulis, akan tetapi Allah SWT senantiasa membantu dan menolong hambanya yang selalu berusaha, berdoa, dan berserah diri kepada-Nya.
ٱقْرَأْ بِٱسْمِ رَبِّكَ ٱلَّذِى خَلَقَ Arab-Latin Iqra` bismi rabbikallażī khalaqArtinya Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu Yang menciptakan, At-Tin 8 ✵ Al-'Alaq 2 »Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangKandungan Berharga Mengenai Surat Al-Alaq Ayat 1 Paragraf di atas merupakan Surat Al-Alaq Ayat 1 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beragam kandungan berharga dari ayat ini. Didapatkan beragam penjelasan dari kalangan ulama tafsir berkaitan makna surat Al-Alaq ayat 1, antara lain seperti terlampir📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia1-5. Bacalah wahai nabi, apa yang diturunkan kepadamu, dengan mengawalinya dengan menyebut nama tuhanmu yang esa dalam penciptaan. Yang menciptakan manusia dari segumpal daging kental yang merah. Bacalah wahai nabi apa yang diturunkan kepadamu, sesungguhnya kebaikan tuhanmu banyak,kemurahan NYA melimpah, Yang mengajari makhluk Nya menulis dengan pena, Mengajari manusia apa yang belum diketahuinya, dan memindahkannya dari kegelapan kebodohan menuju cahaya ilmu.📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil Haram1. Bacalah -wahai Rasul- apa yang diwahyukan Allah kepadamu, dimulai dengan membaca nama Rabbmu yang telah menciptakan seluruh makhluk.📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah1-2. Ini merupakan wahyu yang pertama kali turun kepada Nabi Muhammad ketika beliau beribadah di gua Hira. Dalam ayat ini dijelaskan bahwa Nabi yang ummi’ ini akan menjadi orang yang membacakan kitab Allah, meski sebelumnya beliau tidak dapat melakukannya. Allah berfirman وَمَا كُنتَ تَتْلُوا۟ مِن قَبْلِهِۦ مِن كِتَٰبٍ Dan kamu tidak pernah membaca sebelumnya Al Quran sesuatu Kitabpun… al-Ankabut 48. Yakni sebelum al-Qur’an diturunkan. Dan yang dimaksud dengan perintah membaca ini adalah membaca al-Qur’an yang diwahyukan kepadanya dan memulainya dengan menyebut nama Allah Sang Pencipta; karena menyebutkan selain-Nya adalah hal yang batil. Karena ini merupakan saat dimulainya dakwah menuju tauhid, maka penting untuk disebutkan sifat yang paling kuat dalam menunjukkan ketauhidan Allah yaitu Yang Maha Menciptakan. Dalam kata من علق menunjukkan awal penciptaan manusia dan tahapan-tahapannya; dan علق adalah segumpal darah kental, yang sebelumnya berasal dari air mani laki-laki dan perempuan; kemudian melalui tahap-tahap penciptaan selanjutnya sesuai dengan yang Allah dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah1-2. اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu Hai Muhammad, awalilah bacaanmu dengan nama Tuhanmu. Pendapat lain mengatakan yakni bacalah dengan meminta pertolongan dengan nama-Nya. الَّذِى خَلَقَ خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah Berawal dari air mani, kemudian dengan kuasa Allah menjadi segumpal darah yang membeku.📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia1 . Jika hati telah lalai dan jahil akan keagungan Rabbnya, dia akan berani melakukan segala yang ia inginkan walau hal itu terlarang, maka bukalah untuk hatimu pintu-pintu pengetahuan tentang tuhanmu dengan cara memperbanyak mengamati dan mengambil pelajaran dari alam ciptaan Allah ini, dan selalu mentadabburi ayat-ayat yang terkandung dalam kitab-kitab Nya, oleh karena itu Allah memulai kitab-Nya al-Qur'an pada surah al-'Alaq dengan اقرأ bacalah yang merupakan pintu segala ilmu. 2 . Surah al-'Alaq diawali dengan kata { اقْرَأْ } yaitu kunci ilmu yang dijelaskan dengan ayat { عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ } , dan dikhiri dengan ayat { كَلَّا لَا تُطِعْهُ وَاسْجُدْ وَاقْتَرِبْ ۩ } dari surah ini dijelaskan bagaimana pedoman kebenaran yang orang-orang yahudi tersesat darinya karena mereka tidak mengetahui kebenaran ini dengan ilmu mereka, dan orang-orang nashrani yang menyembah Allah dengan kebodohan dan kesesatan, maka satu-satunya jalan lurus yang patut bagi setiap orang mengikutinya adalah menyembah Allah dengan ilmu dan pikiran yang cemerlang. 1-5 1 . Pada 5 ayat ini setidaknya ada 9 permasalah yang satu sama lainnya saling berkaitan pada permasalahan sebab-musabab, juga saling berkaitan pada perkara umum dan khusus, serta keterkaitan satu sama lainnya pada pendalilan, pada semuanya adalah merupakan manhaj yang merupaka keistiwaan kita yang mulia ini, dan semua ini juga merupakan perkara yang sangat penting, Ibnu Taimiyah megisyaratkan bahwa surah ini dan surah-surah semisalnya adalah surah-surah yang didalamnya terdapat keajaiban-keajaiban, salah satu pemicunya adalah adanya ayat pertama dalam risalah islam. 2 . Pada firman Allah { اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ } adalah isyarat yang mengajarkan bahwa kunci utama dari kemajuan dan perkembangan suatu peradaban dalam pandangan islam adalah dengan ilmu pengatahuan, bukan pada kemajuan kekayaan dan kekuatan pertahanan. 3 . { اقْرَأْ } "Bacalah" Adalah kata pertama yang di wahyukan kepada Rasulullah muhammad, perhatikan isyarat yang terkandung didalamnya, dan susunan hurufnya قراءة membaca , رقي meninggi , رقية mengobati, dari tiga kata ini masing-masing memilki sejumlah huruf yang sama, dan maknanya pun saling berkaitan satu sama lainnya, maka قراءة mengandung makna pintu ilmu mebaca , dan itu merupakan sesuatu yang dapat meninggikan derajat seseorang, dalam ayat Allah berfirman { يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ } "الرفع" juga berarti "الرقي" keduanya berarti tinggi, adapun kata "الرقية" berarti pengobatan ruqyah dengan bacaan-bacaan yang diajarkan syari'at, sungguh menakjubkan al-Qur'an ini ! 4 huruf yang merupakan kunci kebahagiaan dunia dan akhirat. 4 . Barangsiapa yang mentadabburi al-Qur'an akan jelas baginya bahwa Allah tuhan yang maha agung senantiasa mengingatkan hamba-Nya akan nikmat penciptaan alam semesta, agar mereka senantiasa mengingat dan mensyukuri nikmat yang sangat besar ini, diantara cara mensyukuri nikmat itu adalah hak Allah atas hamba-Nya dalam penghambaan dan peribadatan hanya kepada-Nya dengan segala macamnya, mengimani adanya hari berbangkit dan hakikat kehidupan akhirat, dan ketetapan hikmah dan keilmuan Allah dalam syari'at-Nya dan kekuasaan-Nya, serta tawadu' yang terus berkelanjutan dan menjauh dari sifat sombong.📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah1-2. Mulailah wahai Muhammad bacaan Al-Qur’anmu dengan menyebut nama Tuhanmu, atau meminta pertolongan kepadaNya, yaitu Dzat yang Maha menciptakan segala sesuatu. Penciptaan adalah nikmat yang paling awal. Dia menciptakan manusia dari segumpal darah, yaitu gumpalan darah yang memadatMau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-Awaji, professor tafsir Univ Islam MadinahBacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H1. Ini adalah surat pertama yang turun kepada Rasulullah sebagai prinsip-prinsip kenabian pada saat beliau belum mengetahui apa itu al-Quran dan apa itu iman. Jibril mendatangi beliau dengan membawa risalah dan memerintahkan beliau untuk membaca. Lalu Allah menurunkan padanya, “Bacalah dengan menyebut nama Rabbmu Yang menciptakan,” yakni menciptakan makhluk secara umum.📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Prof. Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan, anggota Lajnah Daaimah Komite Fatwa Majelis Ulama KSADua surah yang memiliki kesesuaian satu sama lainnya, karena pada surah sebelumnya disebutkan bagaimana penentuan kenabian para Nabi yang tiga, dan kenabian Nabi dan Rasul yang terakhir, maka dalam surah ini disebutkan bagaimana Nabi Muhammad diutus, dan dengan apa beliau diutus oleh Allah ﷻ , Allah ﷻ berkata kepada Nabi-Nya dengan perantara Jibril ketika ia datang kepada Rasulullah yang sedang menyendiri bertahannus didalam gua hiro', Jibril datang kepadanya dengan penyamaran sebagai sebagai seorang laki-laki yang beliau tidak mengetahuinya, JIbril berkata kapadanya Bacalah, Rasul menjawab aku tidak dapat membaca, Rasulullah tidak dapat membaca dan tidak pula mampu menulis, Allah ﷻ berfirman { مَا كُنْتَ تَدْرِي مَا الْكِتَابُ وَلَا الْإِيمَانُ } Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab Al Quran dan tidak pula mengetahui apakah iman itu [ Asy-Syura 52 ] . Aku tidak mampu membaca, dan aku belum pernah belajar membaca. Kemudian Jibril memeluk Rasulullah yang kedua kalinya, dan berkata bacalah, Nabi menjawab kembali aku tidak dapat membaca. Kemudian Jibril kembali memeluk Rasulullah untuk yang ketiga kalinya, dan berkata { اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ , خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ , اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ , الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ , عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ } , seketika Nabi pun menghafalkan 5 ayat yang dibacakan oleh Jibril, kemudian beliau pulang kerumah dengan rasa takut dan gemetaran terkejut dengan pemandangan yang belum beliau saksikan sebelumnya, dan berkata kepada istrinya Khadijah "selimutilah aku, tutuplah aku" , beliau gemetaran, kemudian khadijah bertanya "apa yang terjadi denganmu wahai Muhammad" , kemudian Nabi Muhammad menjawab "aku takut akan diriku" , beliau kemudian menceritakan apa yang telah terjadi dengn dirinya di gua hiro', khadijah pun menenangkan beliau dan berkata "Jangan takut, tapi bergembiralah!. Allah tidak akan merendahkanmu. Sesungguhnya engkau menyambung hubungan keluarga silaturrahim. Memberikan jamuan kepada tamu serta menolong orang-orang yang tertimpa musibah. Allah tidak akan mengizinkan setan mengganggumu, mereka tidak akan membuatmu tenggelam dalam khayalan. Tidak bisa diingkari lagi, Allah SWT telah memilih engkau untuk memberi petunjuk kepada kaummu." Khadijah menunjukkan kepada suaminya sifat mulia yang menandakan bahwa Allah memuliakannya. Selanjutnya Khadijah pergi membawa beliau menemui Waraqah bin Naufal bin Asad bin Abdul Uzza, anak paman Khadijah. Waraqah adalah seorang Arab pemeluk agama Nasrani di zaman Jahiliyah. Ia pandai menulis kitab dalam bahasa Ibrani dan ia pun menulis Injil dengan bahasa Ibrani. Ia seorang tua yang buta. Khadijah berkata kepadanya, “Wahai anak pamanku, dengarkanlah cerita anak saudaramu ini. Waraqah bertanya kepada Nabi, “Wahai anak saudaraku, apakah yang kaulihat?” Lalu beliau menceritakan apa yang beliau lihat dan alami di Gua Hira’. Kemudian Waraqah berkata lagi kepada beliau, “Itulah Namus Jibril yang pernah diutus Allah kepada Musa, yakni Jibril yang mereka sebut namus. { اقْرَأْ } Bacalah, membaca adalah kewajiban bagi setiap insan, karena seseorang tidak mampu mempelajari sesuatu sedangkan dia tidak membaca, dan hendaknya bagi setiap orang hal pertama yang dia baca adalah Al-Qur'an, hadits Nabi, kitab Fiqh Ibadah, kitab tentang tauhid, dan kitab fiqh Mu'amalat, membaca kitab tentang agama islam agar memperkuat aqidahnya, sesorang akan mengetahui agamanya dengan banyak membaca. { بِاسْمِ رَبِّكَ } Bacalah dengan mengawali bacaan itu dengan nama Tuhanmu. { الَّذِي خَلَقَ } Ini salah satu sifat Allah ﷻ , yaitu sang pencipta, dan hanya Dialah satu-satunya pencipta alam semesta, tiada pencipta selainnya, walau sekecil semut hitam pun selain Allah tidak akan mampu menciptakannya, Allah ﷻ berfirman { إِنَّ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ لَنْ يَخْلُقُوا ذُبَابًا وَلَوِ اجْتَمَعُوا لَهُ } Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu menciptakannya [ AL-Hajj 73 ] walau sekalipun seluruh ilmuan dari penjuru dunia berkumpul untuk menciptakan satu ekor lalat yang kecil itu, mereka tidak akan mampu selamanya, karena penciptaan Alam semesta dan seluruh isinya hanya Allah ﷻ yang berhak dan mampu melakukannya, dan hanya Dia ﷻ yang berhak segala peribadatan, Allah ﷻ berfirman { أَفَمَنْ يَخْلُقُ كَمَنْ لَا يَخْلُقُ ۗ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ } Maka apakah Allah yang menciptakan itu sama dengan yang tidak dapat menciptakan apa-apa?. Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran. [ An-Nahl 17 ] , dan Allah juga berfirman diayat lain { وَاتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ آلِهَةً لَا يَخْلُقُونَ شَيْئًا وَهُمْ يُخْلَقُونَ } Kemudian mereka mengambil tuhan-tuhan selain daripada-Nya untuk disembah, yang tuhan-tuhan itu tidak menciptakan apapun, bahkan mereka sendiri diciptakan [ Al-Furqon 3 ] . Dalil-dalil diatas menunjukkan keesaan Allah ﷻ , yang tidak berhak selainnya sembahan dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, ulama besar abad 14 Hاقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ 1 خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ 2 اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ 3 الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ 4 عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ 5 كَلَّا إِنَّ الْإِنْسَانَ لَيَطْغَى " Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,Yang mengajar manusia dengan perantaraan mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. " Ini adalah ayat-ayat al-Quran alkarim yang pertama-tama turun kepada Rasul shallallaahu 'alaihi wa sallam1, turun kepada beliau ketika beliau beribadah di gua hiro. Pertama-tama wahyu yang turun kepadanya adalah berupa mimpi saat tidur, dia datang bagai sinar dipagi hari. Maksudnya membenarkan mimpi yang datang kepadanya. Pertama-tama beliau melihat mimpi tersebut bertepatan pada bulan rabii'ul awal, tersisa enam bulan beliau melihat mimpi tersebut, Beliau melihatnya datang seperti munculnya sinar di pagi hari, di bulan romadhon baru turunlah wahyu dalam keadaan sadar. Jarak antara bulan rabiul awal dengan romadhan adalah enam bulan, waktu penurunan wahyu selama 23 tahun, oleh karenanya, dalam sebuah hadits dinyatakan اَلرُّؤْيَا الصَّالِحَةُ جُزْءُ مِنْ سِتَّةٍ وَأَرْبَعِيْنَ جُزْءًا مِنَ النُّبُوَّةِ "Mimpi yang baik adalah salah satu dari empat pulun enam bagian kenabian"2 Ketika wahyu tersebut datang seperti sinar yang muncul di pagi hari, beliau suka menyendiri, beliau menyendiri dan menjauhi masyarakat jahiliyah. Beliau melihat bahwa tempat terbaik untuk menyendirinya adalah gua tersebut yang berada di gunung hira, gua tersebut terletak di puncak gunung, sangat jarang manusia yang kuat yang mampu mendakinya, melainkan disertai kesulitan. Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam mendaki gunung itu lalu menyendiri dalam rangka ibadah, beliau beribadah kepada Allah dengan apa yang dibukakan oleh Allah di dalam gua ini bebarapa malam, beliau membawa perbekalan berupa makanan dan minuman, kemudian beliau turun lalu membawa perbekalan lagi dari keluarganya, lalu melanjutkan peribadatannya kepada Allah 'Azza Wa Jalla, sampai akhirnya wahyu turun kepada beliau di gua ini. Jibril datang kepadanya, dan memerintahnya untuk membaca, beliau menjawab Saya tidak bisa membaca. Ini tidak berarti beliau tidak mau taat kepada perintah Jibril, tetapi beliau memang tidak bisa membaca, tidak memiliki keahlian membaca. Beliau shallallaahu 'alaihi wa sallam adalah Ummi buta huruf, sebagaimana Allah Ta'ala berfirman فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ النَّبِيِّ الْأُمِّيِّ "maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul Nya, Nabi yang umi"Al-A'raf 158 dan firman-Nya هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ رَسُولًا مِنْهُمْ "Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka,"Al-Jumu'ah 2 Beliau tidak bisa membaca dan menulis, dan ini adalah di antara kebijaksanaan Allah, beliau dijadikan tidak bisa membaca dan menulis, sehingga jelas kebutuhannya terhadap risalah ini. Sehingga tidak ada seorang pun yang meragikan kebenarannya. Allah telah mengisyaratkan hal ini dalam firman-Nya وَمَا كُنْتَ تَتْلُو مِنْ قَبْلِهِ مِنْ كِتَابٍ وَلَا تَخُطُّهُ بِيَمِينِكَ إِذًا لَارْتَابَ الْمُبْطِلُونَ " Dan kamu tidak pernah membaca sebelumnya Al Qur'an sesuatu Kitab pun dan kamu tidak pernah menulis suatu kitab dengan tangan kananmu; andai kata kamu pernah membaca dan menulis, benar-benar ragulah orang yang mengingkari mu."Al-Ankabut 48 beliau berkata kepada Jibril مَا أَنَا بِقَارِئٍSaya tidak bisa membaca. Beliau mengatakannya dua atau tiga kali, kemudian Jibril membacakan اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ 1 خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ 2 اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ 3 الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ 4 عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ " Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,Yang mengajar manusia dengan perantaraan mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya." Lima ayat pertama turun kepadanya, karena ayat-ayat ini Nabi shallallaahu 'Alaihi wa sallam bergetar ketakutan hingga beliau pulang kepada Khadijah. Kisah tentang wahyu dan permulaan wahyu terdapat dalam awal kitab shahih Bukhari, siapa saja yang ingin membacanya, silahkan membuka kitab tersebut. Allah 'Azza Wa Jalla berfirman اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ "Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu Yang menciptakan," Firman-Nya بِاسْمِ رَبِّكَ dikatakan Maknanya adalah dengan menyertai nama-Nya, dikatakan juga maknanya adalah meminta pertolongasn dengannya, maksudnya, bacalah dengan meminta pertolongan kepada nama Allah, karena sumua nama-nama Allah baik, seluruhnya adalah pertolangan yang dapat diminta pertolongan dengan menyebutnya oleh manusia. Ia meminta perotolongan dengannya saat hendak wudhu, makan, dan jima', semuanya adalah pertolongan. Dan firman-Nya بِاسْمِ رَبِّكَ "dengan nama rabb-Mu" tidak sama dengan mengatakan bismillaah "dengan nama Allah" karena konteksnya membahas tentang rububiyah, mengatur segala perkara, dan memulai risalah pengutusan Rasul, oleh karenanya Allah berfirman بِاسْمِ رَبِّكَ "dengan nama Rabb-mu" hanya saja beliau shallallaahu 'alaihi wa sallam telah dipelihara secara khusus oleh Allah Ta'ala, dan telah diciptakan dangan penciptaan secara khusus. الَّذِي خَلَقَ Maknanya Yang telah menciptakan segala sesuatu sebagaimana Allah Ta'ala berfirman وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ فَقَدَّرَهُ تَقْدِيرًا " dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya "Al-Furqan 2 dan firman Allah Ta'ala اللَّهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيلٌ " Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu. "Az-Zumar 62 Tidak ada seuatu apa pun di langit dan di bumi, baik tersembunyi mau pun yang terlihat, baik kecil mau pun besar, melainkan Allahlah yang telah menciptakannya, oleh karenanya Allah mengatakan خَلَقَ "Menciptakan" Maf'ul bih di sini tidak disebutkan, yang mengisyaratkan luasnya makna, karena menghilangkan maf'ul bih tujuannya adalah meluaskan makna. Karena jika maf'ulnya disebutkan maka fi'il akan terpaut dengannya. Jika dikatakan Menciptakan begini, maka akan membuahkan makna penciptakan terikat dengan hal tersebut saja. Tetapi jika Allah mengatakan خَلَقَ "Dia menciptakan" dengan mutlak maka maknannya lebih luas, Dialah Yang menciptakan segala sesuatu, jalla wa 'Alaa. 1 Dikeluarkan oleh Bukhari 4 dan Muslim 160 dari hadits Aisyah radhiyallaah 'anha. 2 Dikeluarkan oleh Bukhari 6983 dan Muslim2264 dari hadits Ubadah Bin Ash-Shamit radhiyallahu 'anhu📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-SyawiSurat Al-Alaq ayat 1 1-2. Allah memulai dalam surat ini dengan memerintahkan Nabi-Nya Muhammad ﷺ untuk membaca Al Qur’an awal pertama kali dengan meminta pertolongan dengan nama Allah yang telah menciptakan segala sesuatu. Kemudian Allah menjelaskan dari sisi kekhususan yaitu Ia yang menciptkan manusia dan ia adalah makhluk termulia dari semua makhluk yang diciptkan dari Al Alaq. Dan Alaq adalah darah yang beku yang menempel di rahim, dan darah yang beku ini hasil pertemuan mani yang keluar dari laki-laki dengan ovum yang keluar dari perempuan, dan setelah berkumpul maka jadilah segumpal darah dari keduanya secara bersamaan.📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, ini adalah surah yang pertama kali turun kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam; turun pada awal-awal kenabian ketika Beliau tidak mengetahui apa itu kitab dan apa itu iman, lalu Jibril alaihis salam datang kepada Beliau membawa wahyu dan menyuruh Beliau membaca, ia berkata, “Bacalah”. Dengan terperanjat Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, “Saya tidak dapat membaca.” Beliau lalu direngkuh oleh Malaikat Jibril hingga merasakan kepayahan, lalu dilepaskan sambil disuruh membacanya sekali lagi, “Bacalah.” Tetapi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam masih tetap menjawab, “Aku tidak dapat membaca.” Begitulah keadaan berulang sampai tiga kali, dan pada ketiga kalinya Jibril berkata kepadanya, “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang Menciptakan-Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah-Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah-Yang mengajar manusia dengan perantaran kalam-Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. Terj. Al Alaq 1-5. Yakni yang menciptakan semua makhluk. Pada ayat selanjutnya disebutkan secara khusus manusia di antara sekian dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Alaq Ayat 1Wahai nabi, bacalah apa yang Allah wahyukan kepadamu dengan terlebih dahulu menyebut nama tuhanmu yang menciptakan segala sesuatu dengan keesaan-Nya. 2. Dia telah menciptakan manusia yang sempurna bentuk dan pengetahuannya dari segumpal darah, sebagai kelanjutan dari fase nutfah. Setelah itu berturut-turut akan terbentuk sekepal daging, tulang, pelapisan tulang dengan daging, dan peniupan dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang Itulah sekumpulan penjelasan dari beragam mufassirun terkait isi dan arti surat Al-Alaq ayat 1 arab-latin dan artinya, moga-moga membawa manfaat untuk kita bersama. Sokong perjuangan kami dengan memberi hyperlink menuju halaman ini atau menuju halaman depan Bacaan Banyak Dikaji Baca ratusan halaman yang banyak dikaji, seperti surat/ayat Shad 54, Asmaul Husna, Yasin, Al-Baqarah, Al-Waqi’ah, Al-Mulk. Juga Al-Kahfi, Al-Kautsar, Ar-Rahman, Do’a Sholat Dhuha, Al-Ikhlas, Ayat Kursi. Shad 54Asmaul HusnaYasinAl-BaqarahAl-Waqi’ahAl-MulkAl-KahfiAl-KautsarAr-RahmanDo’a Sholat DhuhaAl-IkhlasAyat Kursi Pencarian al mukminun ayat 12-14, qs ali imran ayat 159, qs al maidah ayat 2, al falaq artinya, al kahfi ayat 10 Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga 3 group WhatsApp yang Anda ikuti Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut 🔗 *Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini* Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawah
Bismillahirrahmanirrahim….. Surat al-Alaq merupakan surat yang pertama kali turun kepada Nabi Muhammad Salallahu alaihi wasallam dan jawaban dari apa yang ditanyakan oleh sebagian besar manusia tentang hakikat dirinya, dari mana dia berasal, apa tugas yang di emban di kehidupan ini atau pertanyaan kenapa saya diciptakan, dan pengetahuan tentang keberadaan manusia dan hubungannya dengan semesta serta hubungan antara seluruh makhluk di dunia ini dengan Sang Pencipta yang Maha Agung. Surat al-Alaq merupakan problem solver pemecah masalah dari apa yang menjadi pertanyaan dasar manusia tentang kebenaran ilmu pengetahuan. Surat al-Alaq juga memberikan pengetahuan tentang asal-usul pengetahuan yang selama ini dicari oleh manusia tentang hakikat dirinya dan alam semesta, serta memberikan informasi agar bagaimana seorang manusia tidak salah langkah dalam mencari kebenaran suatu pengetahuan. Tadabbur Ayat Ayat one Firman Allah ٱقْرَأْ بِٱسْمِ رَبِّكَ ٱلَّذِى خَلَقَ Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu Yang menciptakan . Qs. Al-Alaq i Makna firman Allah subhanahu wa ta’ala “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu.” Menurut Al-Qurthubi yakni, bacalah ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan kepadamu dan awali bacaan itu dengan menyebut nama Tuhanmu, yakni dengan menyebut bismillah pada permulaan setiap surat. Oleh karena itu, huruf ba’ pada kata بِٱسْمِ dianggap menempati tempat nashob karena berposisi sebagai keterangan. Huruf ba’ secara umum memiliki fungsi باء الإلصاق, ilsoq merupakan huruf ba’ yang bermakna “penyertaan atau melekatkan” dan ini merupakan fungsi utama dari huruf ba’ yang sering kita jumpai sebagaimana dalam ayat ini. Membaca adalah aktivitas yang terpenting, dan adanya ba’ ilsoq ini menunjukkan bahwa aktivitas membaca kita harus menempel kepada Allah, senantiasa menggantung atau meminta pertolongan kepada Allah. Aktivitas membaca ini harus kita tempelkan kepada Allah agar tidak hanya menjadi sekedar pengetahuan. Agar membaca kita menjadi ilmu, karena ilmu itu mengantarkan kita kepada Allah, melahirkan rasa takut kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Namun ada yang berpendapat bahwa huruf ba’ tersebut bermakna ala atas, yakni atas nama Tuhanmu. Dengan prediksi seperti itu maka maf’ul objek kalimat tersebut tidak disebutkan, seharusnya adalah iqra’ Al-Qur’an bismi rabbika bacalah Al-Qur’an, dan awalilah bacaan itu dengan menyebut nama Tuhanmu. Jika kita memperhatikan bagaimana Allah menyajikan lima ayat pertama dalam surat al-Alaq, maka kita akan mendapati ketiadaannya objek untuk dibaca dalam ayat tersebut. Peniadaan objek bacaan menandakan bahwa Allah tidak memberikan arti secara spesifik dalam membaca, tidak membaca ayat al-Qur’an maupun membaca apa yang terjadi dalam kondisi sosial masyarakat saat itu. Sehingga perintah membaca untuk mendapatkan kebenaran dari pengetahuan benar-benar luas dan menyeluruh. Setidaknya Allah mengulangi dua kali perintah “ ا ق رأ ” dengan meniadakan objek bacaannya. Potongan ayat pertama terdapat perintah membaca, didampingi dengan penyebutan nama Allah subhanahu wa ta’ala dan selanjutnya disebutkan bahwa Dia-lah sang Pencipta. Menunjukkan bahwa dalam membaca ataupun mencari kebenaran tentang pengetahuan langkah pertama adalah mengamati ciptaan Allah subhanahu wa ta’ala. Kemudian mempelajari tentang ilmu yang Allah sampaikan melalui perkatannya di dalam kitab-Nya. Kata iqra’ yang pertama yang pertama adalah qiroatu at ta’rif yaitu membaca untuk mengenal Allah subhanahu wa ta’ala melalui tiga kitabnya, yaitu 1 objek bacaan yang berasal dari buku/kitab suci yang disebut sebagai kitabullahi almasthur, ii objek bacaan yang berasal dari makhluk Allah dan ciptaannya yang disebut sebagai kitabullahi al-mandzuur dan 3 objek bacaan yang berasal dari peradaban yang dibangun oleh manusia disebut sebagai kitabullahi al-mansyur. Dalam membaca ketiga objek tersebut harus benar-benar terlepas dari interpretasi individu terhadap ketiga-tiganya agar terlepas dari penilaian yang subjektif, sehingga berakibat terhadap kesalah pahaman dalam memahami maksud dari sang Pencipta. Faedah dari ayat 1 ini adalah Kita harus memulai pendidikan kita dengan nama Allah subhanahu wa ta’ala. Sebagaimana Rasulullah yang diperintahkan untuk membaca Al-Qur’an pertama dengan meminta pertologan Allah yang menciptakan segala sesuatu. Al-Qur’an berdasarkan urutan turun dan urutan surat ruhnya sama, dimulai dengan menyebut nama Allah. Surat Al-Alaq dimulai dengan iqro’ bismirobbik. Ilmu yang dimulai dengan menyebut nama Allah subhanahu wa ta’ala. Kalau kita ingin menghilangkan kejahiliyaan caranya adalah dengan ilmu. Yaitu ilmu yang dimulai dengan bismirabbik dan bismillahirrahmanirrahim. Maka kita harus mendidik generasi dengan ilmu yang didahului dengan asma Allah. Pendidikan ini tidak akan berhasil tanpa menyebut nama Allah, jangan ada keangkuhan dalam berilmu, karena diatas semua yang berilmu ada Al Alim, Allah yang Maha Mengetahui. Kata iqra’ yang pertama yang pertama adalah qiroatu at ta’rif yaitu membaca untuk mengenal Allah subhanahu wa ta’ala melalui tiga kitabnya. kitabullahi almasthur, kitabullahi al-mandzuur, dan kitabullahi al-mansyur. Kata ٱقْرَأْ lebih didahulukan daripada kata خَلَقَ. Sehingga dari sini kita mengetahui bahwa nikmat ilmu lebih itu utama dari nikmat penciptaan. Ilmu pasti membawa kebaikan, mana kala ilmu itu mengantarkan seorang hamba kepada Allah maka ia pasti akan membawa kebaikan. Ilmu adalah ukuran kebaikan, makanya semua nabi diberi ilmu dan para nabi mewariskan ilmu bukan harta. Ada pun penciptaan anak yang Allah berikan tidak selalu menjadi kebaikan. Ada anak yang menjadi anugerah kebaikan dan ada pula anak yang menjadi fitnah atau ujian bagi orangtuanya. Aktivitas membaca harus kita tempelkan kepada Allah agar tidak hanya menjadi sekedar pengetahuan. Agar membaca kita menjadi ilmu, karena ilmu itu mengantarkan kita kepada Allah, melahirkan rasa takut kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Ayat 2 Firman Allah خَلَقَ ٱلْإِنسَٰنَ مِنْ عَلَقٍ Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Qs. Al-Alaq 2 Firman Allah ini bermakna Allah menciptakan keturunan Nabi Adam dimulai dari gumpalan darah. Kata عَلَقٍ adalah bentuk jamak dari kata alaqah. Dan makna dari kata alaqah adalah darah yang menggumpal, bukan darah yang mengalir, karena darah yang mengalir disebut dengan damm masfuuh. Para ulama berpendapat penyebutan bentuk jamak pada عَلَقٍ maksudnya adalah menerangkan bahwa kata ٱلْإِنسَٰنَ yang disebutkan sebelumnya bermakna jamak kata insan dapat digunakan dalam bentuk tunggal dan juga dapat digunakan dalam bentuk jamak. Yakni, seluruh manusia diciptakan dari gumpalan darah, setelah sebelumnya berbentuk air mani. Alaqah adalah segumpal darah yang lembut. Dinamakan alaqah karena darah tersebut selalu menjaga ta’allaqa kelembutannya pada setiap waktu, jika darah itu tidak lagi lembut atau kering maka tidak akan disebut dengan alaqah. Kata alaqah dalam makna lain memiliki makna menggantung, dan posisi alaqah adalah menggantung di dalam rahim. Dari ayat yang kedua kita mendapatkan inspirasi bagaimana agar kita senantiasa bergantung kepada Allah subhanahu wa ta’ala. di alam rahim, di alam dunia, di alam kubur dan di alam akhirat kita selalu bergantung kepada rahmat Allah subhanahu wa ta’ala. Dan ternyata rahmat Allah adalah sesuatu yang sangat kita butuhkan bahkan untuk masuk surgaNya Allah kita membutuhkan rahmatNya. Adapun penyebutan insan manusia pada ayat ini secara khusus, karena manusia memiliki kehormatan yang lebih dibandingkan makhluk yang lainnya. Penyebutannya itu adalah penghormatan bagi mereka. Lalu ada juga yang berpendapat bahwa maksud penyebutannya adalah untuk menjelaskan kadar nikmat yang diberikan kepada mereka, yakni mereka diciptakan bermula dari gumpalan darah yang hina, lalu setelah itu mareka menjadi seorang manusia yang sempurna, yang memiliki akal dan dapat membedakan segalanya. Faedah Ayat 2 Manusia lebih utama dari pada makhluk ciptaan Allah yang lain. Manusia diciptakan memiliki akal dan dapat membedakan segalanya. Namun akal saja tidak cukup untuk melihat. Kita membutuhkan Al-Qur’an sebagai panduan petunjuk. Karena Al-Qur’an adalah nikmat terbesar bagi manusia dan Al-Qur’an adalah sumber ilmu. Ketergantungan kita yang paling besar adalah ketergantungan kita kepada rahmat Allah, kita sangat membutuhkan rahmat Allah baik di dunia maupun di akhirat kelak. Ayat 3 Firman Allah ٱقْرَأْ وَرَبُّكَ ٱلْأَكْرَمُ Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah Qs. Al Alaq 3 Kata ٱقْرَأْ yang dimulai dengan huruf alif mahmuzah yang berharakat, dimana huruf alif ini secara linguistik klasik memiliki karakter jahr, namun menurut linguis modern huruf ini bukan jahr juga bukan hams karena tampat keluarnya adalah katup pita suara itu sendiri. Karakter lain yang dimiliki huruf ini adalah shiddah, istifal, infitaḥ, dan iṣmat. Dari proses artikulasinya, huruf ini memiliki potensi kuat untuk menunjukkan arti sesuatu yang kuat, dan nyata, kata perintah dalam bahasa arab kebanyakan menggunakan huruf ini sebagai huruf tambahan, wazan yang menunjukkan arti lebih dan kekaguman juga didahului dengan huruf ini. Ada juga makna lembut, lemah, dan rendah, yang dimiliki oleh huruf ini berdasarkan karakter istifal dan infitaḥnya. Dari sini dapat difahami bahwa huruf hamzah dalam kata qara’a menuntut adanya sikap realistis yang kuat. Kata perintah untuk membaca pada wahyu pertama disini diawali dengan huruf alif mahmuzah yang seperti telah dijelaskan di atas memiliki arti kuat dan nyata. Maksudnya, agar perintah ini benar-benar dilaksanakan dan sangat dianjurkan. Alasan lain penggunaan alif mahmuzah untuk memulai kata perintah adalah agar yang diperintah merasakan tekanan ketika orang yang memerintah mengucapkan perintah dimulai dengan huruf yang menyerupai bunyi gertakan. Firman Allah subhanahu wa ta’ala, ٱقْرَأْ “Bacalah.” Ini adalah penegasan dari kata yang sama yang disebutkan pada awal surat ini. kata ini merupakan kalimat yang telah sempurna, oleh karena itu lebih baik jika diwaqafkan, barulah setelah itu dilanjutkan kembali dengan kalimat yang baru, yaitu وَرَبُّكَ ٱلْأَكْرَمُ “Dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah.” Pendapat yang kedua bahwa pengulangan kata iqra’ disini bukan menjadi penegasan, dua pengulangan kata iqra’ memiliki makna yang berbeda, karena tidak ada sinonim dan pengulangan dalam Al-Qur’an. Sehingga makna iqra’ yang pertama dengan iqra’ yang kedua adalah berbeda. Kata iqra’ yang pertama yang pertama adalah qiroatu at ta’rif yaitu membaca untuk mengenal Allah subhanahu wa ta’ala. Iqra’ yg kedua adalah ketika kita sudah mengenal Allah subhahu wa ta’ala kita tidak berhenti sampai disitu, kita berusaha mengenal lebih dalam Allah subhanahu wa ta’ala. Ketika kita mengneal Allah subhanahu wa ta’ala dengan lebih dalam maka kita akan mendapati betapa Allah subhanahu wa ta’ala sangat baik kepada kita, sangat memuliakan kita melebih makhluk-makhluk yang lain. Dan diantara semua pemberian Allah kepada kita yang paling berharga adalah yang berkaitan dengan ilmu yang ketika kita mengetahui hal ini kita akan merasa senantiasa bersyukur. Makanya iqra’ yang kedua adalah qiroatu at takrim, ketika kita mengetahui Allah memuliakan kita maka kita akan senantiasa bersyukur kepadaNnya. Membaca yang dengannya kita menjadi hamba yang senantiasa bersyukur karena mendapati kedermawanan Allah. Makna dari kata ٱلْأَكْرَمُ pada ayat ini adalah al kariim Yang Maha Pemurah, namun berbeda dengan pendapat yang disampaikan oleh Al Kalbi, ia mengatakan bahwa makna dari kata ini adalah al haliim Yang Maha Lembut, yakni lembut terhadap ketidak tahuan hamba-hambaNya, hingga mereka tidak disegerakan hukumannya ketika mereka melakukan kesalahan. Akan tetapi makna yang pertama lah yang lebih diunggulkan, atas dasar segala nikmat yang telah disebutkan pada ayat-ayat sebelumnya, hal itu menunjukkan akan kemurahan-Nya. Lalu ada juga yang berpendapat bahwa makna firman Allah subhanahu wa ta’ala ٱقْرَأْ وَرَبُّكَ , yaitu wahai Muhammad, bacalah dan Tuhanmu akan menolong dan memberi pemahaman kepadamu, walaupun kamu bukanlah seorang yang pandai membaca. Sedangkan ٱلْأَكْرَمُ adalah memahami akan ketidak tahuan hamba-Nya. Faedah Ayat iii Membaca adalah syari’at islam yang sangat ditekankan, membaca bukan hanya sekedar hobby atau kegiatan biasa. Membaca adalah gerbang ilmu, manusia dimuliakan dengan ilmu. Maka bacalah dengan ilmu bukan sekedar membaca biasa. Membaca adalah kebutuhan, nutrisi bagi jiwa dan akal. Salah satu kemurahan Allah adalah dengan memberikan manusia dengan ilmu, memberikan pemahaman kepada manusia dengan ilmu yang dimilik-Nya. Maka kata iqra’ dalam ayat 3 ini mempunyai tujuan agar kita membaca yang dengannya kita menjadi hamba yang senantiasa bersyukur karena mendapati kedermawanan Allah kepada kita. Ayat four Firman Allah ٱلَّذِى عَلَّمَ بِٱلْقَلَمِ Yang mengajar manusia dengan perantaran kalam. Qs. Al Alaq four Kata عَلَّمَ yang bermakna mengajarkan, disini mengandung unsur proses. Ada proses di dalamnya, tidak secara lansung terjadi. Firman Allah subhanahu wa ta’ala ini yakni allah mengajarkan manusia menulis dengan menggunakan alat tulis. Sa’id meriwayatkan, dari Qatadah, ia berpendapat Qalam adalah salah satu nikmat Allah yang paling besar, kalau saja qalam tidak diperkenalkan kepada manusia maka agama tidak dapat berdiri tegak, dan kehidupan pun tidak dapat berjalan sesuai dengan semestinya. Hal ini adalah bukti nyata betapa Allah sangat Pemurah bagi para hamba-Nya, karena Ia telah mengajarkan kepada mereka apa yang tidak mereka ketahui, hingga mereka dapat meninggalkan gelapnya kebodohan dan menuju cahaya ilmu. Pada ayat ini Allah mengingatkan kepada manusia akan fadhilah ilmu menulis, karena di dalam ilmu penulisan terdapat hikmah dan manfaat yang sangat besar, yang tidak dapat dihasilkan kecuali melalui penulisan, begitu pun dengan hukum-hukum yang mengikat manusia agar selalu berjalan di jalur yang benar. Penulisan juga memperlihatkan manfaatnya untuk menjaga kisah kaum-kaum terdahulu atau sejarah mereka, bahkan Kitab-Kitab suci yang diturunkan oleh Allah mungkin tidak dapat bertahan lama jika tidak ada ilmu penulisan. Pada intinya, ilmu menulis sangat berguna sekali, jika ilmu itu tidak ada maka segala hal yang berkaitan dengan agama dan keduniaan tidak akan dapat banyak berguna karena tidak bertahan lama. Adapun penulisan qalam sebagai alat tulis, karena kalam itu yuqlam memotong. Sebuah riwayat dari Abdullah bin Umar menyebutkan, bahwa ia pernah bertanya kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam, “Wahai rasulullah, apakah aku boleh menuliskan setiap hadits yang aku dengar darimu?” beliau menjawab, “Tentu, tulislah, karena Allah telah mengajarkan manusia untuk mempergunakan alat tulis.” Mujahid meriwayatkan, dari Abu Umar, ia berkata Allah menciptakan empat hal lansung dengan Tangan-Nya, kemudian setelah menciptakan empat hal itu Ia menciptakan hewan-hewan dan berkata, “Kun!” maka terciptalah hewan-hewan itu. Adapun empat hal yang diciptakan dengan Tangan-Nya adalah qalam, arsy, surga And, dan Adam alaihissalam. Para ulama berbeda pendapat mengenai siapa yang dimaksud oleh ayat ini yang diajarkan untuk mempergunakan alat tulis. Pendapat pertama menyebutkan bahwa yang dimaksud oleh ayat ini adalah Nabi Adam. Karena memang Nabi Adam lah manusia yang pertama kali dapat menulis. Pendapat ini disampaikan oleh Ka’ab Al Ahbar. Pendapat kedua menyebutkan, bahwa orang yang diajarkan cara menulis dengan alat tulis adalah Nabi Idris, karena beliau adalah orang yang pertama melakukan penulisan. Pendapat ini disampaikan oleh Adh-Dhahhak. Pendapat ketiga menyebutkan, bahwa Allah memasukkan ilmu ke dalam kalbu setiap manusia yang ingin menulis dengan mempergunakan alat tulis, karena manusia tidak mungkin mengetahui ilmu penulisan itu kecuali dengan pengajaran dari Allah. Dengan mengajari mereka ilmu penulisan itu maka lengkaplah nikmat yang diberikan Allah kepada manusia. Kemudian pada ayat ini Allah menjelaskan bahwa ilmu penulisan itu adalah nikmat dari-Nya, sebagai penyempurna segala nikmat yang telah diberikan. Para Ulama dari madzhab Maliki berpendapat bahwa qalam itu terbagi menjadi tiga, qalam yang pertama diciptakan oleh Allah lansung dengan tangan-Nya, qalam ini diperintahkan oleh Allah untuk menulis sendiri apa yang dikehendaki-Nya. Qalam yang kedua adalah qalamnya para malaikat, qalam ini diserahkan oleh Allah kepada para malaikat-Nya untuk mencatat seluruh takdir, kejadian alam semesta, dan amal perbuatan. Sedangkan qalam yang ketiga adalah qalam manusia, Allah juga mengajarkan ilmu qalam kepada manusia agar mereka dapat menuliskan apa yang ingin mereka tuliskan dan meraih apa yang mereka maksudnkan. Menulis memiliki fadhilah yang sangat penting, menulis juga salah satu cara untuk menjelaskan, dan menjelaskan adalah salah satu keahlian yang diberikan kepada manusia. Ulama berpendapat pada saat Nabi shallallahu alaihi wasallam diutus sebagai Rasul, kala itu kaum Arab adalah kaum yang paling terbelakang dalam hal penulisan, dan salah satu orang yang tidak mengetahui ilmu tersebut adalah Nabi shallallahu alaihi wasallam sendiri, ilmu itu seakan dijauhkan darinya, agar lebih terbukti kemukjizatan yang diturunkan kepada beliau dan lebih kuat hujjah yang beliau miliki. Faedah Ayat four Membaca dan menulis adalah kunci ilmu pengetahuan Pena adalah penjaga ilmu. Ikatkah ilmu dengan tulisan. Dari Abdullah bin Amr dan Anas bin Malik radhiyallahu anhuma, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, قيِّدُوا العِلمَ بالكِتابِ “Jagalah ilmu dengan menulis.” Shahih Al-Jami’, Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini sahih. Yang dimaksud qayyidul ilma adalah kuatkan dan hafalkan serta jaga jangan sampai lepas. Ilmu jika terus didengar, hati akan sulit mengingatnya. Ilmu itu diikat lalu dijaga. Jika hati sering lupa, ilmu itu perlahan-lahan akan hilang. Itulah sebabnya kenapa penting untuk mencatat. Allah pun telah mengajarkan kepada hamba-Nya untuk mencatat karena itu bermaslahat untuk mereka. Ayat five Firman Allah عَلَّمَ ٱلْإِنسَٰنَ مَا لَمْ يَعْلَمْ Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. Qs. Al Alaq v Firman Allah subhanahu wata’ala عَلَّمَ ٱلْإِنسَٰنَ مَا لَمْ يَعْلَمْ, para ulama menafsirkan bahwa yang dimaksud dengan kata ٱلْإِنسَٰنَ manusia pada ayat ini adalah Nabi Adam seorang, beliaulah yang diajari segala sesuatu. Dalil penafsiran ini adalah firman Allah pada ayat yang lain surat al baqarah ayat 31, yaitu وَعَلَّمَ ءَادَمَ ٱلْأَسْمَآءَ كُلَّهَا “Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama benda-benda seluruhnya.” Tidak ada apapun yang tidak diberitahukan namanya kepada Nabi Adam, dan segala sesuatu itu diberitahukan kepada Nabi Adam dengan segala bahasa. Lalu ilmu itu ditunjukkan kepada para malaikat untuk membandingkan, maka muncullah kelebihan yang dimiliki oleh Nabi Adam alaihissalam di atas para malaikat, jelaslah nilai yang dimilikinya, dan terbuktilah kenabiannya. Pada saat itu tegaklah hujjah Allah dan juga hujjah Nabi Adam atas para malaikat yang sebelumnya tidak menyetujui keputusan Allah menjadikan Nabi Adam sebagai khalifah di muka bumi. Maka para malaikat pun akhirnya menyadari kesalahannya, setelah diperlihatkan keistimewaan yang dimiliki oleh Nabi Adam, setelah melihat lansung Kebesaran Kuasa Allah, dan setelah mendengar betapa agungnya beban yang diemban. Kemudian semua ilmu yang diberikan Nabi Adam itu diwariskan kepada anak cucunya secara turun-temurun, terbawa ke seluruh pelosok bumi, dari satu kaum ke kaum lainnya, hingga datangnya hari kiamat nanti. Makna ini berbeda dengan makna yang disampaikan oleh beberapa ulama, mereka berpendapat bahwa yang dimaksud dengan kata ٱلْإِنسَٰنَ pada ayat ini adalah Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam, dlailnya adlah firman Allah pada surat An Nisa’ ayat 113, yaitu وَعَلَّمَكَ مَا لَمْ تَكُن تَعْلَ “Dan telah mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu ketahui.” Dengan penafsiran seperti itu maka kata وَعَلَّمَكَ pada ayat ini adalah bentuk lampau madhi yang bermakna mustaqbal masa depan, karena surat Al Alaq adalah surat yang pertama kali diturunkan. Lalu ada juga yang berpendapat bahwa makna kata insan pada ayat di atas untuk umum, yakni seluruh manusia. Dalilnya adalah firman Allah subahanahu wata’ala dalam surat Al Nahl ayat 78, وَٱللَّهُ أَخْرَجَكُم مِّنۢ بُطُونِ أُمَّهَٰتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْـًٔا “Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun.” Faedah ayat 5 Bahwa Allah subhanahu wata’ala yang Maha Agung, Maha Perkasa, Raja segala raja, telah bermurah hati memberikan rahmatnya kepada manusia. Allah memuliakan manusia dengan pilihan, satu diantaranya yaitu agar menjadi tempat diterimanya cahaya Ilahi, tempat menyimpan hukmahNya, tempat turunnya kalimatNya, dan tempat perumpamaan kuasaNya yang Dia kehendaki. Islam senantiasa menganjurkan untuk menuntut ilmu, memerintahkannya, mengangkat derajat orang yang berilmu, dan mengistimewakan mereka atas yang lainnya dengan ilmu. Sesungguhnya sumber ilmu yang bermanfaaat adalah dari Allah subhanahu wata’ala. Dialah yang telah mengajarkan dengan oerantaraan pena dan mengajarkan kepada manusia apa yang tidak ia ketahui. Dan kapan pun sifat kemanusiaan itu menyimpang dari manhaj ini dan iilmunya terpisah dari ikatan dengan manhaj Allah, ilmunya itu kembali menjadi bencana dan penyebab malapetaka darinya. Hakikat Pemberian Ilmu itu adalah berurutan, sesuai tahapan, perlu waktu, tidak instan. Dan ini berlaku pula untuk pendidikan anak-anak kita. Allahu a’lam.. Ambi Ummu Salman Sumber Tafsir ath-Thabari jilid 26, Pustaka Azzam Tafsir Ibnu Katsir Jilid 10, Pustaka Imam Syafi’i Tafsir al Qurthubi jilid 20, Pustaka Azzam Ali Markasan Al-Ghafani, Lc, Modul tadabburi Mustawa 2 Bahasa Arab dan Aplikasinya dalam Tadabbur Al-Qur’an, LPBA Tadabburi Kajian two jam bersama Ustadz Budi Ashari, Lc dengan tema 10 Pelajaran Pendidikan dalam Surat Al-Fatihah Rusydiah Jurnal Pemikiran Islam Book 1 Nomor one, Juni 2022
عَلَّمَ الۡاِنۡسَانَ مَا لَمۡ يَعۡلَمۡؕ 'Al lamal insaana ma lam y'alam Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya. Juz ke-30 Tafsir Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya. Manusia adalah makhluk yang potensial untuk berkarya melalui ilmu pengetahuan yang diperolehnya dari Allah. Manusia belajar baik dari alam sekitar yang merupakan ciptaan-Nya maupun dari wahyu yang Allah sampaikan melalui para rasul. Di antara bentuk kepemurahan Allah adalah Ia mengajari manusia mampu menggunakan alat tulis. Mengajari di sini maksudnya memberinya kemampuan menggunakannya. Dengan kemampuan menggunakan alat tulis itu, manusia bisa menuliskan temuannya sehingga dapat dibaca oleh orang lain dan generasi berikutnya. Dengan dibaca oleh orang lain, maka ilmu itu dapat dikembangkan. Dengan demikian, manusia dapat mengetahui apa yang sebelumnya belum diketahuinya, artinya ilmu itu akan terus berkembang. Demikianlah besarnya fungsi baca-tulis. sumber Keterangan mengenai QS. Al-'AlaqSurat Al 'Alaq terdiri atas 19 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah. Ayat 1 sampai dengan 5 dari surat ini adalah ayat-ayat Al Quran yang pertama sekali diturunkan, yaitu di waktu Nabi Muhammad berkhalwat di gua Hira'. Surat ini dinamai Al 'Alaq segumpal darah, diambil dari perkataan Alaq yang terdapat pada ayat 2 surat ini. Surat ini dinamai juga dengan Iqra atau Al Qalam.
surat al alaq 1 5 berkaitan dengan sifat